Senin, 07 Oktober 2013

 
Sebuah negara akan menjadi besar sepak bolanya jika para pemain mudanya dibina dengan baik dan teratur.
BELUM membaiknya prestasi sepak bola nasional membuat pembinaan sepak bola di Indonesia masih menjadi perbincangan serius hingga saat ini. Hal itu terbukti pada perayaan ulang tahun Pertamina Foundation yang ke-2 bertajuk "Dialog Interaktif Arah Pembinaan Sepak Bola Indonesia" yang digelar di Pertamina Learning Centre, Simprug, Jakarta, Sabtu (12/1) lalu.

Acara tersebut dihadiri Dik Doank sebagai moderator, Direktur Pertamina Soccer School Hadi Rahmaddani, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, Pelatih tim nasional Indonesia U17 Indra Syafri, dan pengamat sepak bola Anton Sanjoyo.

Pembicaraan yang berlangsung santai itu membicarakan seputar masalah pembinaan sepak bola Indonesia. Anton Sanjoyo memaparkan, pentingnya pembinaan pemain sepak bola sejak usia dini. Namun, Anton menggarisbawahi, pembinaan ini bukan hanya soal berlatih sepak bola setiap hari.

“Berlatih dan belajar bagi pemain sepak bola belia memang penting. Karena itu adalah kunci dari pembinaan sepak bola usia muda. Akan tetapi, tak kalah penting adalah menimba ilmu pendidikan formal. Sebab, selain teknik bermain, intelegensia juga sangat dibutuhkan,‘ ucap Anton.

Menurutnya sebuah negara akan menjadi besar sepak bolanya jika para pemain mudanya dibina dengan baik dan teratur. Karena dalam sepak bola modern seperti sekarang ini, menggalakkan program pembinaan usia muda tentunya sangat penting untuk dapat meningkatkan prestasi timnasnya di masa mendatang.

“Akademi sepak bola milik Barcelona, La Masia, contohnya. Selain berlatih juga mengenyam pendidikan seperti anak-anak sekolah lain. Mereka menerapkan sistem penggodokan kualitas fisik dan intelegensi dengan memberikan edukasi kepada para pemainnya. Jadi, dua aspek ini harus sejalan jika ingin memiliki generasi pesepak bola andal,‘ katanya.

Senada dengan Anton pelatih timnas U17 Indra Sjafri mengatakan memang benar intelejensi diperlukan para pemain saat ini. Jika kualitas fisik didukung dengan intelejensi yang baik maka akan menghasilkan pemain yang hebat.

“Selain kualitas fisik dan teknik, intelejensi juga penting. Ini akan menunjang keseimbangan skill mereka di lapangan. Bagaimana mereka bisa mengambil keputusan dengan baik dalam permainan dan berkreasi di lapangan ini pasti berpengaruh di dalam kualitas otak sang pemain,‘ katanya.

Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Djoko Pekik Irianto mengapresiasi Pertamina Foundation dalam menggalakan program pembinaan sepak bola usia muda dan juga Liga Pertamina U16 yang akan bergulir bulan depan. “Saya yakin pembinaan sepak bola Indonesia akan terus berkembang atas dukungan semua pihak,‘ ujar Djoko.

Djoko mengharapkan langkah Pertamina ini juga akan diikuti oleh BUMN lainnya yang menyisihkan sebagian dana Corporate Social Responbility (CSR)untuk meningkatkan prestasi dan perkembangan olahraga Indonesia, tidak hanya di sepakbola tapi juga cabang olahraga lainnya. “Semoga akan semakin banyak BUMN yang peduli dengan perkembangan prestasi olahraga Indonesia,‘ katanya.

Dalam kesempatan tersebut Direktur Pertamina Soccer School Hadi Rahmaddan menambahkan bahwa memang harus diakui sangat penting para pesepakbola muda untuk dibina dengan baik dan terstruktur agar menghasilkan kualitas pemain yang baik di masa depannya melalui sekolah sepak bola (SSB)

“SSB menghadirkan bibit muda yang bisa memberikan kontribusi kepada bangsa untuk pembinaan sepak bola di masa yang akan dating,‘ ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar